Sebab Timbulnya Konflik

Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kemajemukan, misalnya dalam cara pandang, adat istiadat, kebiasaan, kebudayaan, serta kebutuhan hidupnya. Setiap manusia juga mempunyai watak yang berbeda-beda. Ada yang keras, halus, sabar, atau pemarah. Dari keseluruhan sifat-sifat yang dimiliki manusia ada yang bersifat negative dan positif.
Kondisi wilaya yang tersebar diberbagai Negara, pulau, yang terpencar-percar akan menimbulkan perbedaan adat, kebudayaan, suku bangsa, agama struktur sosial, serta berbagai kepentingan.
Dari kenyataan itu, masyarakat cenderung lebih menyukai hidup secara berkelompok yang yang diikat atas dasar persamaan-persamaan. Misalnya, orang jawa memiliki iktan yang kuat terhadap daerah dan kbudayaannya. Begitu  pula orang Sunda, Bugis, Batak, atau Minang. Orang beragama islam akan memiliki ikatan yang kuat terhadap sesama muslim karna keislamannya. Begitu pula orang beragama Kristen,Katolik,hindu, dan Budha. Ikatan primordial semacam itu yang diperkuat dengan sentiment Suku, Agama, Ras, Antargolongan (SARA) akan berbahaya karena jika tidak terkendali dapat menimbulkan potensi konflik yang basar.
 di Indonesia konflik SARA pernsh terjadi , misalnya di Ambon, Poso, dan Sambas. Konflik yang terjadi karena masalah politik juga sudah banyak yang terjadi di Indonesia. Misalnya, pemberontakan DI/TII (di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Aceh), pemberontakan kapten Andi Abdul Aziz (di Sulawesi Selatan), pemberontakan PKI di Madiun, pemberontakan PRRI, pemberontakan Permesta, Republik Maluku Selatan (RMS) Gerakan Papua Merdeka (GAM). Konflik-konflik ini merupakan konflik dalam skala besar.

Pengertian Konflik

Sebelum memahami konflik lebih lanjut, apakah kamu tahu berasal dari bahasa apakah kata konflik itu? Konflik berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata conflictus yang artinya saling berbenturan, bertentangan, berlawan, atau semua bentuk benturan, ketidaksesuaian, ketidakserasian saat individu atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan caranya sendiri-sendiri.

Pengertian konflik dapat berbeda satu sama lainnya hal ini tergantung dari sudut pandangnya. Secara umum konflik dapat didefinisikan sebagai kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan.
Lewis Coser berpendapat konflik bisa berarti perjuangan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat untuk memperjuangkan nilai serta tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka pada kelompok lain. Hal tersebut dapat dolakukan dengan cara mencederai atau melenyapkan lawan, akibatnya lawan akan member balasan yang serupa.
Menurut Clinton F. Fink konflik adalah hubungan fisiologis yang berkaitan dengan tujuan-tujuan yang tidak dapat disesuaikan dan tidak dapat dipertemukan dengan adanya struktur nilai yang berbeda. Di dalam kehidupan sehari-hari pengertian konflik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konflik dalam arti negatif dan konflik dalam arti positif. Konflik dalam arti negatif sering dihubungkan dengan kakerasan, penghancuran, emosi yang tanpa control, hura-hura, pemogokan, dan demonstrasi. Konflik dalam arti positif sering juga disebut persaingan sehat, dimana pihak-pihak yang bersaing secara sadar bersifat sportif dalam mencapai suatu tujuan.